100 Hari Menyongsong Perubahan: Menelisik 15 Program Prioritas ASR-Hugua untuk Sultra yang Lebih Sejahtera

Kendari Politik Terkini

KENDARI, KABAR SULTRA – Pagi itu, udara di Kendari masih lembut membelai dedaunan, saat sejumlah tokoh intelektual dan birokrat berkumpul di sebuah aula yang sarat sejarah: Kantor Gubernur Sultra. Bukan rapat biasa yang digelar Senin, 10 Februari 2025, melainkan sebuah langkah awal menuju perubahan besar—arah baru yang diusung duet Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Sulawesi Tenggara: Andi Sumangerukka dan Ir Hugua.

Dalam nuansa serius namun penuh semangat, Tim Asistensi ASR–Ir Hugua yang terdiri dari para akademisi dan pakar pembangunan bertemu langsung dengan jajaran Pemerintah Provinsi. Mereka tidak sekadar membahas gagasan—mereka merancang peta jalan untuk 100 hari pertama kepemimpinan.

Hasilnya: 15 program prioritas, atau dalam istilah mereka, “Quick Wins” yang akan menyentuh langsung denyut kehidupan masyarakat Bumi Anoa.

“Kami ingin duet ASR-Hugua bisa langsung action setelah pelantikan tanggal 20 nanti,” ujar Sekda Sultra Asrun Lio, yang mewakili Pj Gubernur saat membuka rapat koordinasi.

Menggerakkan Mesin Perubahan dari Hulu ke Hilir

Apa yang mereka bahas bukan hanya rutinitas birokrasi. Ini tentang visi yang menjangkau hingga pelosok pulau kecil, pasar tradisional, ruang kelas, hingga rumah tangga ibu-ibu petani rumput laut. Dari pengendalian inflasi hingga program beasiswa, dari ambulans laut gratis hingga baju sekolah yang tak lagi menjadi beban orang tua.

“Ini bukan sekadar janji politik. Ini adalah aksi nyata yang dirancang dengan pendekatan teknokratik dan semangat gotong royong,” kata Prof. Andi Khaeruni, Ketua Tim Asistensi.

Di antara daftar program, terdapat nama-nama unik dan akronim penuh makna. Seperti MANTU, singkatan dari Modal Usaha Untuk Ibu-Ibu—membuka akses permodalan mikro agar dapur tetap mengepul. Atau PENGGARIS, Perlengkapan dan Seragam Sekolah Gratis, untuk menyapu bersih sekat antara mimpi dan kenyataan di dunia pendidikan.

Ekosistem Inklusif: Dari Sertifikat Halal hingga Jalan Mulus

Ada pula program Sertifikat Halal gratis untuk UMKM, Ambulans Laut, Jalan Mulus Antar Wilayah (JAMAAH), hingga Agrokomplex yang membawa benih, pupuk, dan alat mesin pertanian langsung ke tangan petani.

Langkah ini menandai sebuah orientasi baru—bahwa pembangunan tak lagi terpaku pada infrastruktur megah belaka, tetapi pada jejaring kehidupan sosial yang nyata dan manusiawi.

Sebagai fondasi lingkungan dan keberlanjutan, ASR–Ir Hugua juga memasukkan penanaman rehabilitasi DAS dan roadmap Blue Economy ke dalam target 100 hari. Ini bukan hanya tentang pertumbuhan ekonomi, tapi tentang harmoni antara manusia dan alam.

Membaca Masa Depan Lewat 100 Hari Pertama

Sulawesi Tenggara adalah mozaik geografis yang kompleks—dari pesisir yang kaya biota laut, pegunungan yang menyimpan nikel, hingga masyarakat adat yang sarat kearifan lokal. Dan program 100 hari ini, seperti benih yang ditanam pada tanah basah setelah hujan pertama, diharapkan tumbuh menjadi pohon yang kokoh menaungi semua elemen masyarakat.

Sejauh ini, 15 program tersebut telah melalui sinkronisasi teknis dengan instansi penanggung jawab di lingkup Pemprov Sultra. Penyesuaian dan harmonisasi kini menjadi kata kunci.

“Yang kita butuhkan bukan hanya pembangunan fisik, tapi juga membangun harapan masyarakat,” ujar Dr. Resky Banua, Sekretaris Tim Asistensi.

Dengan arah kompas yang jelas dan kapal yang mulai berlayar, Sulawesi Tenggara memasuki babak baru. 100 hari ke depan adalah awal dari perjalanan panjang menuju provinsi yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing tinggi.

Seperti halnya dalam ekspedisi—setiap langkah kecil, jika diarahkan dengan kompas yang benar, bisa membawa kita ke puncak pencapaian besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *